Pikiran Bebas
Kaum Iluminasi memperkenalkan satu metode berpikir yang bebas nilai. Menurut pemikiran mereka, manusia tidak pernah akan mencapai puncak kebenaran, kecuali manusia membebaskan dirinya dari segala dogma agama. Menurut American Heritage Dictionary, orang yang berfikir bebas adalah mereka yang menolak dogma utama dari cara berfikir yang diajarkan agama.
Bahkan, seorang pencari kebenaran yang sejati, haruslah pertama kali membongkar dan mempertanyakan kebenaran yang diperkenalkan secara sepihak oleh para juru dakwah agama. Manusia telah terperangkap dalam kelemahan, dikarenakan kebebasannya yang fitri telah dirampas oleh kekuasaan gereja. Setiap hari Minggu, berjuta-juta umat yang bodoh telah digiring untuk menerima dogma-dogma, legenda, serta berbagai cerita khayalan yang membuat manusia terbuai. Para pengikut Iluminasi dan freemason mempercayai akan pentingnya "satu agama".
Dan pemahaman manusia terhadap Tuhan diserahkan kepada manusia itu sendiri, sepanjang dirinya bebas. Itulah sebabnya freemason tidak berminat terhadap segala hal yang berbau teologis, karena mereka lebih mementingkan satu kesatuan, yaitu satu dunia, satu warga negara, dan satu kehidupan. Ha1 ini disebutkan oleh Weishaupt:
"Pengikut freemason 'menjual' dogma monoteisme (satu Tuhan). Bahwa pemahaman manusia terhadap Tuhan sepenuhnya diserahkan kepada manusia sendiri dalam menginterpretasikan-Nya. Freemason tidak berminat terhadap tujuan teologi. Inilah basis keuniversalitasan."
Tema serta berbagai isu yang diketengahkannya sangat populer karena merujuk pada kesatuan, kemanusiaan, kemerdekaan, sebagaimana tiga prinsip yang dibawa oleh anggota freemason yang agung, yaitu Hiram Abiff: kebijaksanaan, kekuatan, dan keindahan.
Ajaran untuk membebaskan pikiran dari tirani agama, dimaksudkan agar manusia merasakan keadaan dirinya sendiri yang bersifat alamiah, tanpa tekanan atau otoritas dari lembaga gereja yang mereka anggap telah memberikan indoktrinasi yang salah kepada umat manusia.
Bahkan, seorang pencari kebenaran yang sejati, haruslah pertama kali membongkar dan mempertanyakan kebenaran yang diperkenalkan secara sepihak oleh para juru dakwah agama. Manusia telah terperangkap dalam kelemahan, dikarenakan kebebasannya yang fitri telah dirampas oleh kekuasaan gereja. Setiap hari Minggu, berjuta-juta umat yang bodoh telah digiring untuk menerima dogma-dogma, legenda, serta berbagai cerita khayalan yang membuat manusia terbuai. Para pengikut Iluminasi dan freemason mempercayai akan pentingnya "satu agama".
Dan pemahaman manusia terhadap Tuhan diserahkan kepada manusia itu sendiri, sepanjang dirinya bebas. Itulah sebabnya freemason tidak berminat terhadap segala hal yang berbau teologis, karena mereka lebih mementingkan satu kesatuan, yaitu satu dunia, satu warga negara, dan satu kehidupan. Ha1 ini disebutkan oleh Weishaupt:
"Pengikut freemason 'menjual' dogma monoteisme (satu Tuhan). Bahwa pemahaman manusia terhadap Tuhan sepenuhnya diserahkan kepada manusia sendiri dalam menginterpretasikan-Nya. Freemason tidak berminat terhadap tujuan teologi. Inilah basis keuniversalitasan."
"Monotheism is sole dogma a freemason. Believe in God is required of every initiate, but his conception of the supreme being is left to his own interpretation. Freemason is not concerned with theological destination. This is the basis of universalities."
Tema serta berbagai isu yang diketengahkannya sangat populer karena merujuk pada kesatuan, kemanusiaan, kemerdekaan, sebagaimana tiga prinsip yang dibawa oleh anggota freemason yang agung, yaitu Hiram Abiff: kebijaksanaan, kekuatan, dan keindahan.
Ajaran untuk membebaskan pikiran dari tirani agama, dimaksudkan agar manusia merasakan keadaan dirinya sendiri yang bersifat alamiah, tanpa tekanan atau otoritas dari lembaga gereja yang mereka anggap telah memberikan indoktrinasi yang salah kepada umat manusia.
Selanjutnya Perpecahan (Friction)
Sebelumnya Faith (Keimanan)
(Sumber: Buku Dajal & Simbol Setan)
Post a Comment