Header Ads

test

Penguburan Seorang Teroris

Beberapa kejadian unik mewarnai prosesi pemakaman Noordin M. Top di kampung halamannya, Pontian, Johor, Malaysia. Salah satu yang paling mencolok ialah proses menggali kubur yang tak mudah.


Istri dan Keluarga Noordin M Top Usai pemakaman berakhir 
Reportase yang dikutip ruanghati.com dari Jawa Pos yang memantau sejak awal peng galian dimulai pascasalat Jumat menyaksikan, liang lahad yang disiapkan untuk Noordin terus-menerus mengeluarkan air. Sedikitnya tujuh orang penggali kubur yang mengenakan kartu pengenal khusus harus bekerja ekstra keras menjaga agar lubang yang disiapkan tetap kering.

”Kami sampai harus melibatkan jawatan kuasa pengairan (PDAM-nya Malaysia, Red) untuk membantu memompa air,” terang Setiausaha Jawatankuasa Tanah Pekuburan Islam Kampung Melayu Abdul Rahim Abd. Wahab.

Abdul Rahim mengatakan, sulit untuk menemukan orang yang boleh membantu penggalian dan menyelesaikan hal teknis. Sebab, polisi terus melakukan screening ter hadap nama-nama petugas pemakaman yang dia ajukan. ”IC (identity card, KTP, Red) pun harus benar-benar warga setempat. Jadi, kami tak mudah merumuskan langkah,” tegasnya


Jenasah Noordin M Top Saat Tiba di Pontian Menuju Pemakaman

Sampai-sampai, hanya untuk mengeringkan tanah dan memasang penerangan di areal pemakaman pun Rahim harus melibatkan orang-orang yang benar berwenang di bidang itu. Untuk mengeringkan makam, Rahim menghubungi pejabat pengairan setempat. Untuk pemasangan listrik dan lampu penerangan, dia meminta bantuan tek nisi dari perusahaan listrik Malaysia. ”Saya tidak mau ambil risiko dan diperingatkan polisi gara-gara melibatkan orang yang tidak dikenali mereka,” tegas dia.


“Dia dikubur di sini atas permintaan keluarga. Di pemakaman ini pula, kedua orang tua Noor Din dikuburkan dan sebulan lalu abangnya yang nomor satu meninggal dan dikuburkan di sini juga,” kata salah seorang abang ipar Noor Din yang enggan disebutkan namanya. Semua keluarga Noor Din hadir dalam pemakaman.

Jamil dan sejumlah anggota keluarganya memang sempat membuka paksa peti mati Noordin dengan gergaji listrik dan gerinda. Hal itu dilakukan di samping liang lahat Noordin. Ketika peti terbuka, tampaklah di dalamnya jenazah yang sudah menghitam dengan mulut sedikit terbuka. Jenggot yang sudah memanjang dan lebat tidak menghalangi keluarga untuk membuktikan bahwa jenazah itu adalah benar-benar Noordin. Isak tangis dan teriakan takbir membahana ketika peti jenazah dibuka.

Ayah Noor Din, Mochamad Top, memiliki tiga orang istri dan ibu Noor Din adalah istri nomor dua dengan 13 anak. Noor Din merupakan anak bungsu dari 13 bersaudara. “Kami tidak ada penyambutan atau acara khusus. Setelah dikuburkan seperti biasa diadakan tahlilan di masjid kemudian di rumah,” kata Ida, salah seorang kerabat yang lain.

Ada sekitar 300 orang yang hadir di kuburan Noor Din. Mereka termasuk keluarga, tetangga, dan teman-temannya. Kurang lebih 50 polisi mengamankan pemakaman itu.

PEMAKAMAN yang dipimpin oleh imam Masjid Masjid An Nur M. Kassim Tambang itu berlangsung khidmat. Sejumlah pentolan JI terlihat di an tara kerumunan pelayat. Yang pa ling mencolok ada lah kehadiran Dr Abdullah Daud. Dia rekan Dr Az hari Husin dan Noordin semasa keduanya sama-sama menjadi pengajar alias dosen di University Teknologi Malaysia (UTM). Dr Abdullah September lalu bebas dari tahanan ISA di Kemunting Detention Center (KDC).Beberapa sumber Jawa Pos yang merupakan anggota JI Mantiqi I Malaysia juga terlihat hadir. Namun, tidak sedikit di an tara mereka yang menyamar dan menutupi muka de ngan serban dan berkacama ta. Sebagian anggota JI itu terlihat ketika pro sesi pemakaman Noordin berlangsung di Masjid An Nur. Selepas itu, mereka membubarkan diri.”Pengamanan memang ketat. Kami tidak ingin mengacaukan penghormatan terakhir kepada rekan kami ini,” ujar Abu Husni (nama samaran, Red), salah seorang mantan anak buah Noordin di Pesantren Luqmanul Hakiem, Johor.Abu menyatakan, dalam minggu ini akan ada pertemuan besar yang melibatkan seluruh anggota jaringan Mantiqi I dan wakil Mantiqi II dan III. Pada pertemuan rahasia itu, para anggota JI, baik yang sudah nonaktif maupun yang masih aktif, akan membahas kelanjutan Thaifah Muqatilah alias pasukan tempur yang kerap disebut JI sempalan yang dipimpin Noordin.
PEMAKAMAN yang dipimpin oleh imam Masjid Masjid An Nur M. Kassim Tambang itu berlangsung khidmat. Sejumlah pentolan JI terlihat di an tara kerumunan pelayat. Yang pa ling mencolok ada lah kehadiran Dr Abdullah Daud. Dia rekan Dr Az hari Husin dan Noordin semasa keduanya sama-sama menjadi pengajar alias dosen di University Teknologi Malaysia (UTM). Dr Abdullah September lalu bebas dari tahanan ISA di Kemunting Detention Center (KDC).
Beberapa sumber Jawa Pos yang merupakan anggota JI Mantiqi I Malaysia juga terlihat hadir. Namun, tidak sedikit di an tara mereka yang menyamar dan menutupi muka de ngan serban dan berkacama ta. Sebagian anggota JI itu terlihat ketika pro sesi pemakaman Noordin berlangsung di Masjid An Nur. Selepas itu, mereka membubarkan diri.
”Pengamanan memang ketat. Kami tidak ingin mengacaukan penghormatan terakhir kepada rekan kami ini,” ujar Abu Husni (nama samaran, Red), salah seorang mantan anak buah Noordin di Pesantren Luqmanul Hakiem, Johor.
Abu menyatakan, dalam minggu ini akan ada pertemuan besar yang melibatkan seluruh anggota jaringan Mantiqi I dan wakil Mantiqi II dan III. Pada pertemuan rahasia itu, para anggota JI, baik yang sudah nonaktif maupun yang masih aktif, akan membahas kelanjutan Thaifah Muqatilah alias pasukan tempur yang kerap disebut JI sempalan yang dipimpin Noordin.
“Saya teman seangkatan Noor Din waktu di sekolah dasar. Ia anak baik dan pintar. Terakhir berpisah pada usia 15 tahun. Ketemu lagi sudah menjadi dosen di Universiti Teknologi Malaysia Johor Bahru. Saya mendengar berita dia sedang dikejar-kejar pemerintah era Mahathir Mohamad. Ia sudah  meninggal. Saya datang karena sebagai teman lama di waktu kecil,” kata seorang laki-laki yang enggan disebutkan namanya sambil meneteskan air mata.

Peti jenazah Noor Din sempat dibuka. Keluarga dan beberapa wartawan diberikan kesempatan untuk mengambil fotonya. Setelah itu, istri Noor Din, Siti Rahmah, meletakan tanah di dalam peti. Jenasah Noor Din dimasukan ke liang kubur bersama petinya kemudian diuruk dengan tanah.

Usai dikuburkan seorang imam membacakan doa didampingi beberapa keluarga Noor Din. Upacara penguburan selesai dan massa kemudian bubar. Tak ada pidato terakhir dari keluarga.

Tidak ada komentar